Desa Pangauban merupakan desa pokok dari enam desa, berdiri sejak tahun 1918 pada masa pendudukan kolonial Belanda. Nama Desa Pangauban berasal dari kata “AUB” yang berarti berkumpul/berlindung. Masyarakat Pangauban selalu memelihara nilai-nilai sosial budaya diantaranya yaitu Gotong Royong. dan hal inilah yang menjadi prinsip dasar dalam pelaksanaan program pembangunan di Desa Pangauban.
Menurut sejarah kedudukan Belanda atau yang disebut dengan markas, lokasinya tepat pada Kantor Desa dan Sekolah SR / Vorpolgh maka dari situlah disebut Pangauban tempatnya masyarakat berlindung dan berkumpul untuk menghidari kejaran dari kolonial belanda dan mencari ilmu, bahkan pada era tahun 50 an masyarakat Desa Pangauban sudah ada yang mempunyai gelar Ir, sekarang lokasinya dipakai oleh SMA Negeri 2 Cisurupan yang sekarang berubah nama menjadi SMAN 24 Garut. Desa ini dimekarkan pada tahun 1977 menjadi 3 desa dan pada tahun 1981 sudah berkembang menjadi 6 desa.
Silsilah kepala desa yang pernah menjabat di Desa Pangauban : M. Amilin 1918 – 1923, R. A. Rahman Afandi 1923 – 1929, R. Soerasasmita 1929 – 1934, R. Wiraatmaja 1934 – 1939, Djajawinata 1939 – 1943, A. Azjid 1943 – 1945, Atmadja Adiwinata 1945 – 1946, Sastrawidjaja 1946 – 1962, Endang Adiwidjaja 1962 – 1965, M. Idris 1965 – 1977, Nana Suarna Atmdja 1977 – 1981, Ganda Kusmana 1981 – 1986, Mamat Rahmat 1986 – 2000, Yusup. B 2000 – 2004, Dede Kusdinar 2005 – 2023 Asep Peri Herdiana 2023 - Sekarang